TENTANG

INCLINE

Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) mengembangkan jaringan digital Climate Justice Live-Modul Digital Platform bernama INCLINE kependekan dari Indonesian Climate Justice Network yang terdiri dari aplikasi digital (apps) INCLINE, website, dan akun sosial media yang berfokus pada topik keadilan iklim. Jaringan inovasi digital INCLINE bertujuan untuk menjadi alat pengumpulan data, ruang komunikasi, diskusi dan belajar bersama bagi semua stakeholders pada isu keadilan iklim, memperluas jangkauan peningkatan kesadaran terhadap krisis iklim dan perjuangan untuk keadilan iklim kepada khalayak umum, terutama kelompok masyarakat yang paling rentan terdampak dan pada saat yang sama juga paling sedikit kontribusinya pada krisis iklim itu sendiri.

Website INCLINE.ID adalah website yang menjadi "garda depan" dari penyebaran informasi, data, pengetahuan, narasi, wacana, kampanye terkait keadilan iklim di Indonesia. INCLINE mengumpulkan informasi langsung dari komunitas, menangkap perubahan-perubahan yang ada di tengah masyarakat terkait kondisi iklim dan narasi keadilan iklim, sehingga di dalamnya terkumpul pula pengetahuan masyarakat, sekaligus pada saat yang sama memungkinkan semua untuk memanfaatkan informasi dan pengetahuan yang terkumpul.

Keadilan iklim merupakan prinsip yang menekankan perlunya memperlakukan semua pihak dengan adil dalam menghadapi perubahan iklim. Konsep ini mengakui bahwa dampak perubahan iklim tidak merata dan bahwa kelompok-kelompok yang paling rentan harus dilindungi dan diberikan akses yang adil terhadap sumber daya dan kesempatan.

Keadilan iklim melibatkan tanggung jawab bersama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi dampak perubahan iklim. Negara-negara yang memiliki kontribusi historis yang lebih besar dalam perubahan iklim memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam mengambil tindakan untuk mengurangi emisi mereka. Di sisi lain, negara-negara yang lebih rentan terhadap dampak perubahan iklim harus menerima dukungan dan bantuan dari negara-negara yang lebih maju secara ekonomi.

Selain itu, keadilan iklim juga mencakup aspek sosial dan ekonomi. Perlakuan yang adil terhadap kelompok-kelompok yang paling rentan, seperti masyarakat miskin, perempuan, anak-anak, dan komunitas adat, harus menjadi prioritas dalam kebijakan dan tindakan terkait perubahan iklim. Ini termasuk memberikan akses yang adil terhadap sumber daya, pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi yang berkelanjutan.

Untuk mencapai keadilan iklim, perlu adanya partisipasi aktif dari masyarakat sipil, organisasi non-pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya juga dalam memastikan bahwa keadilan iklim menjadi prioritas dalam pengambilan keputusan terkait perubahan iklim. Melibatkan semua pihak dalam proses pengambilan keputusan dapat memastikan bahwa kepentingan semua kelompok diakomodasi dan bahwa solusi yang dihasilkan adalah adil dan berkelanjutan.

Keadilan iklim bukan hanya tentang perlindungan lingkungan, tetapi juga tentang keadilan sosial dan ekonomi. Hanya dengan memastikan bahwa semua pihak diperlakukan dengan adil dan setara dalam menghadapi perubahan iklim, kita dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua.

Apps INCLINE

Aplikasi digital INCLINE merupakan bagian dari sebuah inovasi jaringan digital yang terdiri dari aplikasi, website, dan akun sosial media yang berfokus pada topik keadilan iklim. Jaringan inovasi digital INCLINE bertujuan untuk menjadi ruang komunikasi, diskusi dan belajar bersama bagi semua stakeholders pada isu keadilan iklim, memperluas jangkauan peningkatan kesadaran terhadap krisis iklim dan perjuangan untuk keadilan iklim kepada khalayak umum, terutama kelompok masyarakat yang paling rentan terdampak dan pada saat yang sama juga paling sedikit kontribusinya pada krisis iklim itu sendiri.

Aplikasi digital INCLINE (Apps INCLINE) diharapkan dapat mempermudah masyarakat untuk mengenal dan mengetahui lebih dalam mengenai keadaan iklim di suatu wilayah, terutama di wilayahnya sendiri, dan dapat mengetahui bagaimana potensi dan kondisi masyarakat dalam menghadapi perubahan dan krisis iklim di wilayahnya.

Aplikasi digital INCLINE (Apps INCLINE) akan dikembangkan menjadi apps yang dapat diakses oleh masyarakat, diharapkan apps ini dapat mempermudah masyarakat untuk mengenal dan mengetahui lebih dalam mengenai keadaan iklim di suatu wilayah, terutama di wilayahnya sendiri, dan dapat mengetahui bagaimana potensi dan kapasitas masyarakat setempat dalam menghadapi perubahan dan krisis iklim di wilayahnya.

Apps INCLINE memiliki tiga fitur utama yang fokusnya adalah pengumpulan data untuk menjadi referensi dan dasar analisa tentang:

1) KERENTANAN IKLIM

Dari data-data yang dikumpulkan disini, akan dapat diketahui tingkat kerentanan desa, yang data-datanya bisa untuk acuan membangun strategi menghadapi perubahan iklim terutama bagi masyarakat di desa tersebut. Data bisa sampai detail per rumah tangga.

2) KAPASITAS DESA/MASYARAKAT

Berisi data yang dapat menunjukkan kapasitas dari desa dan masyarakatnya dalam menghadapi perubahan iklim. Data ini bisa menjadi acuan untuk melihat model-model inisiatif seperti apa untuk masyarakat beradaptasi, atau memitigasi, kondisi perubahan iklim.

3) NARASI KEADILAN IKLIM

Berisi informasi kualitatif tentang narasi keadilan iklim seperti apa yang ada dan berkembang di komunitas masyarakat (dari level desa, dan bisa lebih zoom-in sampai ke RT misalnya).

IKa

Yayasan Sosial Indonesia untuk Kemanusiaan (IKa) didirikan pada tahun 1995 di masa tahun-tahun terakhir rezim otoriter Indonesia yang berkuasa selama 32 tahun. Ketika itu gerakan pro-demokrasi mulai berkembang. Saat IKa didirikan, perannya ditujukan untuk mendukung gerakan pro-demokrasi melalui hibah kecil/mikro dari organisasi donor internasional yang berbasis di Eropa (kebanyakan Belanda dan Belgia). Pendirinya adalah tiga aktivis (Zumrotin K. Susilo, Wilarsa Budiharga, Fauzi Abdullah) masyarakat sipil yang pada saat itu aktif dalam memajukan hak-hak buruh, hak-hak konsumen, hak asasi manusia dan pengembangan organisasi masyarakat sipil.

Momentum perubahan strategi organisasi IKa dimulai sejak tahun 2010. Perubahan strategi yang dilakukan antara lain strategi penggalangan sumber daya, fokus program, branding, model kerja, karakter dan lain sebagainya. IKa memaknakan sumber daya dengan istilah catur daya, artinya empat sumber daya yaitu dana, pengetahuan, jaringan dan kerelawanan. IKa membayangkan bahwa sumber daya tidak lagi mengandalkan donor, namun perlu memperbanyak sumber-sumber pendanaan yang berasal dari masyarakat, kemitraan dengan sektor swasta berbasis nilai, dan mengembangkan kemitraan dalam ekonomi solidaritas.

Fokus program IKa pun berkembang menjadi empat pundi yaitu Pundi Insani, Pundi Perempuan, Pundi Budaya dan Pundi HIjau. Selain itu IKa juga mengubah branding organisasi dari YSIK menjadi IKa, diikuti dengan penyesuaian logo dan warna yang lebih mencerminkan makna kemanusiaan.

Dengan peran yang dijalankannya, IKa menyebut dirinya sebagai Civil Society Resource Organization (CSRO) dengan visinya dalam pemberdayaan masyarakat sipil yang memperjuangkan kehidupan yang adil, bermartabat, dan sejahtera untuk semua, dalam kerangka hak asasi manusia dan kelestarian lingkungan. Program IKa mencakup isu-isu keadilan gender, hak asasi manusia, keragaman, toleransi, kedaulatan pangan, dan tanggap bencana dengan ciri membangun kerja kolaboratif dengan organisasi masyarakat sipil dan komunitas terpinggirkan dari Aceh hingga Papua.

IKa percaya bahwa kehidupan yang bermartabat, adil dan sejahtera hanya bisa tercapai melalui perjuangan panjang mendorong perubahan yang transformatif. IKa ikut membangun keswadayaan dan keberdayaan masyarakat dalam perjuangan ini.

Pundi Hijau

Pundi Hijau adalah wadah penggalangan sumber daya (dana, pengetahuan, jejaring, kerelawanan) untuk organisasi masyarakat sipil (OMS) yang bekerja pada upaya pendampingan korban akibat bencana alam, serta mengembangkan ketahanan pangan lokal berbasis komunitas yang terkena dampak kebencanaan.

Pundi Hijau bergerak dengan mengembangkan komunitas pemberdaya sebagai ekosistem pendukung berjalannya program Pundi Hijau yang terdiri dari Tim Pengarah, Tim Penggalang, Pemanfaat, Tim Pemakna, dan IKa sebagai pengelolanya.

Pundi Hijau selama ini terlibat dalam penggalangan dana publik untuk bencana melalui keterlibatan publik dari berbagai kalangan baik pelajar, mahasiswa maupun komunitas.

Hasil penggalangan dana digunakan untuk membantu program rekonstruksi yang dilakukan oleh jaringan IKa di Aceh, Padang, Yogya, Lombok, Kalimantan, Jambi, Riau, Sulawesi Tengah dan terakhir di Jakarta. Dana IKa juga mendukung kerja-kerja membangun sumber daya pangan seperti di lembaga Tanoker di Jember, Pesantren At-Thariq di Garut, Sekolah Pertanian Organik Karawang. Selain itu, terdapat pula kerja sama lain seperti perkenalan kembali kegiatan tanam organik dan pembuatan demplot kepada anak-anak SDK Kanisius juga dukungan bagi pencegahan penambangan pasir di lereng Merapi bersama lembaga Palguna.

Mengapa kita perlu mendukung Pundi Hijau?

  • Pembangunan yang tidak menggunakan perspektif merawat bumi, perubahan iklim dan pertumbuhan populasi yang tak terkendali menyebabkan kerusakan lingkungan semakin parah.
  • Kasus-kasus pelanggaran HAM yang diakibatkan oleh pengelolaan industri seperti kelapa sawit, semen dan air yang tidak mengindahkan hak masyarakat akan keberlanjutan pangan dan lingkungan hidupnya terus terjadi.
  • Kepulauan Indonesia berada di dalam “ring of fire”, yang membuat Indonesia rawan terhadap bencana alam.
  • Sepanjang tahun 2019, Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) mencatat terdapat 3.721 bencana alam.
  • Jumlah korban jiwa akibat bencana alam pada 2019 mencapai 477 orang, 109 orang dinyatakan hilang, 3.415 jiwa luka-luka, dan 6,1 juta orang lainnya turut terdampak.
  • Terdapat 72.992 unit rumah rusak mulai dari berat hingga ringan, 2.011 unit fasilitas umum, mulai dari fasilitas kesehatan, pendidikan, hingga peribadatan mengalami kerusakan.
  • Skema bantuan terhadap korban bencana alam lebih banyak berupa bantuan langsung, namun kurang memperhatikan bantuan yang berkelanjutan bagi komunitas korban.

Sejak tahun 2014 – 2020, Pundi Hijau telah mendukung:

  • 18 organisasi dan komunitas korban bencana
  • 14 organisasi dan komunitas pemulia benih
  • 000 masker korban kebakaran hutan di Jambi

Akses Dana Pundi Hijau

Pundi Hijau membuka kesempatan untuk individu/ komunitas/ organisasi yang bekerja untuk lingkungan, kedaulatan pangan, dan ekologis. Program kegiatan yang diajukan berupa kegiatan untuk memperjuangkan kedaulatan pangan dan ekologis.